Tuesday, February 28, 2017

Perspektif & Persepsi

Hoy!

Hahah! Ketebak yak, last minute deui aing mah..

Coba-coba, sekarang bahasannya jangan student life dulu, ganti yang agak seriusan dikit, dikit aja, jangan banyak-banyak.


Well, speaking about Perspektif, sudut pandang, terkadang memang jadi bahan perdebatan tentang suatu masalah. Masalahnya mungkin cuma satu, tapi kita yang melihat kan dari berbagai macam perspektif, dan sayangnya terkadang pihak-pihak yang penuh dengan judgement itu justru ga tau inti permasalahannya. Perspektif yang berbeda-beda inilah yang biasanya jadi perdebatan, semuanya merasa paling benar melalui perspektif masing-masing. Karena perspektif itu merupakan hak dari masing-masing individu, maka ada baiknya kita menghargai perbedaan dengan tidak memaksakan orang lain untuk mengikuti cara pandang kita terhadap suatu hal, biarkan masing-masing dari kita berdiri di atas perpektif masing-masing.

Perspektif yang berbeda-beda inilah yang nantinya membentuk persepsi, ketika seseorang memandang sesuatu dimana lebih banyak sudut pandang negatif, maka akan terbentuklah persepsi yang negatif terhadap hal tersebut, begitupun sebaliknya. Dimana kita berdiri menentukan sudut pandang kita, dan dimana sudut pandang kita menentukan apa yang ada di pikiran kita. Terlalu banyak orang-orang yang mengambil penilaian tanpa mengetahui masalahnya, terkadang bahkan penilaian tersebut merugikan orang lain, kerugian yang sebenarnya tidak perlu jika kita mengetahui duduk permasalahannya.

Pada akhirnya, silakan kita memanfaatkan kemampuan kita untuk mengambil sisi di sebalah mana kita berdiri terhadap suatu hal, dan bagaimana kita memandangnya. Namun, sebisa mungkin, pahami permasalahannya, hindari judgement yang terlalu dini, dan jangan sampai merugikan orang lain.

Jangan Baper!


Cheers,
Wira

Saturday, January 28, 2017

Student Life (Part 5)

Heyho!

Sejak tulisan terakhir, ada 3 momen perayaan yang terlewatkan, jadi mari kita review bersama.

Pertama, tanggal 23 Desember, ulang tahun gw ke 30, yes, udah 3 dekade cuy, hahaha, yet I felt like I haven't done that much in life. Well, let's cherish this very moment anyway. Happy Birthday!

Kedua dan ketiga ini deketan sama ulang tahun gw, yaitu hari raya natal dan tahun baru 2017.

Karena gw tinggal di negara yang mayoritasnya beragama Kristen, jadi suasana natal disini bener-bener kerasa meriah, dan entah kenapa kalo natal itu identik sama keriaan dan suka cita, kalo dibandingin sm hari raya idul fitri kan beda banget, dirayakannya dengan syahdu, jadi yaaa pengalaman baru, not bad, at all. Merry Christmas & Happy New Year!


Oke, sekarang kita mulia ngelanjutin tulisan sebelumnya. Hari-hari pertama hidup jauh di negeri orang.

Ga ada yang gampang ketika kita tinggal jauh, bener-bener jauh dari keluarga. Hari-hari pertama gw tinggal di Birmingham bener-bener menyiksa, hahaha, ga lebay ini, ciyus! Ya jauh dari keluarga, ya homesick, ya jetlag, belum kenal siapa-siapa, semuanya harus serba sendiri dan yang pasti ya harus survive. Tiap hari pengennya nelpon orang rumah terus, pengennya ngobrol terus, tapi pas inget kalo beda 6 jam sama WIB, jadi ga enak, disana udah waktunya istirahat, disini masih sore. Tiap pagi lita matahari terbit, sama-sama dari timur, tapi disana terbit 6 jam lebih dulu, bikin jadi mellow sendiri, karena Indonesia ga akan keliatan dari sini hanya dengan sejauh mata memandang. Tough life has begin my friend.

Senjata pertama untuk survive di negeri orang itu bahasa, iya, harus bisa bahasanya, kalo ga gimana mau berkomunikasi? Untungnya bahasa inggris gw ga jelek-jelek amat, jadi yaa, bisalah yaaa. Tapi yang menarik, ternyata orang sini ga familiar denger cara kita berbahasa mereka, walaupun menurut kita pronunciation udah cukup jelas bahkan jelas banget. Jadi, kadang-kadang kita harus 2 kali ngomong sama mereka baru mereka ngerti maksud gw apa. Percaya atau ngga, mereka lebih familiar sm logat orang asia selatan (India, Pakistan, Bangladesh) dalam berbahasa inggris, walaupun ngomongnya menurut kita kaya orang kumur-kumur, ga jelas.

Di hari-hari awal, gw udah mulai bisa belajar budayanya mereka dalam berkomunikasi. Kalian semua pasti udah pada paham kalo di Indonesia, kita lebih terbiasa mendengarkan american english, daripada british english, jadi orang sini kalo ngomong bahasa inggris itu emg bener-bener kaya orang kumur-kumur. Kalo tadi gw butuh 2 kali ngulang waktu menyampaikan sesuatu, pas ngedengerin juga gitu, gw belum bisa sekali cerna mereka ngomong apaan, jadilah "I'm sorry, I don't get it", "Come again?", "Pardon?" terucap berulang-ulang. Orang sini punya 2 cara mengucapkan terimakasih, pertama, standar bahasa inggris "thank you" atau "thanks", yang kedua, "cheers", ini yang inggris banget, "Cheers mate!" gitu biasanya, jadi instead of saying "thank you" you should say "cheers, mate!" here in UK. You're welcome.

Kalo kalian dateng kesini, gw kasih tau, orang sini sebagian besar ramah-ramah, ini yang bikin gw jadi malu sebagai orang timur yang "katanya" identik sama keramahtamahan. Jadi, kalo udah disini, jangan malu buat nanya kalo tersesat atau lagi nyari alamat tempat tujuan, karena mereka hampir selalu mau bantu buat ngasih petunjuk arah. Dan, ini positifnya, orang sini tuh disiplin banget! bener-bener deh, kalo kita di Indonesia biasa seenaknya, kalo disini ga bisa tuh kaya gitu lagi, malu sendiri. Kaya nyebrang harus di traffic light, mendahulukan penumpang turun sebelum naik ke transportasi umum, dan salutnya lagi, buat kaum difabel, semua difasilitasi! Bener-bener semua fasilitas umum ada yang khusus buat kaum difabelnya! Salut!

Nah, kebetulan waktu itu hari kedua gw di Birmingham pas hari raya idul adha, 12 September 2016. Gw dapet informasi dari grup WhatsApp, kalo di kampus ada shalat ied dan yang ngadain komunitas WNI di Birmingham, jadilah gw kesana buat shalat ied. Duh, bener-bener ya, ribuan kilometer dari tanah air, pas ketemu orang indonesia lagi tuh, nyeesssss, feels like home, campur aduk rasanya, sedih seneng terharu jadi satu. Bikin tambah kangen rumah dan lumayan membantu proses adaptasi juga, baru hari kedua kan, masih belum familiar sama suasana Birmingham, eh udah dikasih rejeki ketemu orang indonesia lagi, banyakan pula, jadi seneng pas ngedenger kanan kiri depan belakang pada ngobrol pake bahasa indonesia semua. Dan, the best part was, bisa makan makanan khas lebaran! ada ketupat, opor ayam, rendang, kerupuk, gulai tauco, banyakkkkk! Bener-bener ga ngerasa kaya di negeri orang suasananya.

Then again, beres acara balik ke hotel ya sepi lagi, that's why an event of gathering like that supposed to be attended, no matter what. Makes you feels like home.

Hari-hari pertama disini emang paling tough, the thoughest ever.

Di postingan selanjutnya gw mau cerita tentang hari-hari pertama kuliah gw, see ya!


cheers,
Wira